Senin, 22 Juni 2015

LAPORAN MANAJEMEN TERNAK POTONGN DAN KERJA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ternak merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk pertumbuhannya.Salah satu ternak besar yang sekarang sedang berkembang dan menjadi prospek usaha yang sangat bagus kedepannya adalah sapi. Sapi merupakan ternak sebagai penghasil daging yang cukup bagus disamping bisa diperah untuk dimanfaatkan susunya.
Kebutuhan daging sapi sebagai salah satu sumber protein hewani semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi yang seimbang, pertambahan penduduk dan meningkatnya daya beli masyarakat. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan daging tersebut yaitu dengan meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas sapi potong. Untuk itu bibit sapi potong merupakan salah satu faktor produksi yang menentukan dan mempunyai nilai strategis dalam upaya mendukung terpenuhinya kebutuhan daging, sehingga diperlukan upaya pengembangan pembibitan dan penggemukan sapi potong secara berkelanjutan.
Usaha ternak sapi potong dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan kontribusi pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-hari, Agar usaha ternak sapi potong menghasilkan sapi berkualitas, peternak harus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam beternak sapi potong, antara lain memilih bibit/bakalan yang baik, sistem pemeliharaan, pemberian pakan yang baik, dan pengawasan terhadap kesehatan ternak. Hal inilah yang melatar belakangi diadakannya praktek lapang produksi ternak potong  mengenai Tatalaksana Pemeliharaan Sapi Potong.
Di Nusa Tenggara Barat, khususnya di Lombok, sebagian masyarakatnya adalah peternak, ternak yang banyak yaitu sapi bali. Adanya program pemerintah yaitu BSS (Bumi Sejuta Sapi) menjadi daya dukung tersendiri untuk peternakan yang ada di NTB, dan ini sekaligus menjadi motivasi bagi peternak lokal untuk terus mengembangkan peternakannya.
1.2  Tujuan dan Kegunaan
a.       Tujuan
Adapun tujuan dari Praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui kondisi peternakan sapi yang ada di pulau Lombok
2.      Mengetahui sistem peternakan yang diterapkan oleh sebagian masyarakat saat ini.
3.      Untuk mengetahui jumlah ternak yang di pelihara oleh masarakat khususnya kelompok ternak buga merah 2  desa Suranadi,Narmada
4.      Untuk mengetahui berapa penghasilan peternak dari jumlah ternak yang di pelihara
5.      Untuk mengetahui berat badan dan cara menimbang pedet
6.      Untuk mengetahui panjang badan,lingkar dada,dan tinngi badan ternak
7.      Untuk mengetahui konsumsi pakan yang di berikan peternak kepada ternaknya.
8.      Menganalisis permasalahan yang ada di lapangan
9.      Mengetahui produktifitas ternak dan kesejahteraan peternak.
10.  Mampu menganalisa masalah-masalah peternakan yang dihadapi peternak dan pemecahannya.
b.      Kegunaan
Adapaun manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Agar mahasiswa mengetahui langsung kondisi peternakan sapi potong yang ada di desa Suranadi kecamatan Narmada kabupaten Lombok Barat ( kelompok ternak bunga merah 2 ).
2.      Mengetahui manajemen pemeliharaan, manajemen pakan, dan manajemen kesehatan ternak.
3.      Mengetahui produktifitas peternak (pendidikan, pengalaman, dan sebagainya).
4.      Mengetahui masalah atau hambatan-hambatan peternak dalam mengembangkan peternakannya.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Pemeliharaan
Parakkasi (1999) menyatakan bahwa sistem pemeliharaan ternak sapi dibagi menjadi tiga, yaitu intensif, ekstensif dan mixed farming system. Pemeliharaan ternak secara intensif adalah sistem pemeliharaan ternak sapi dengan acra dikandangkan secara terus-menerus dengan sistem pemberian pakan secara cut and carry. Pemeliharaan secara ekstensif adalah pemeliharaan ternak di padang penggembalaan.Sapi perlu dimandikan secara rutin untuk menjaga kebersihan tubuh dan mencegah muculnya sarang penyakit pada tubuh sapi. Pembersihan kandang dilakukan setiap hari agar kandang selalu bersih, mencegah timbulnya penyakit, dan memberikan kenyamanan bagi sapi (Ngadiyono, 2007).
2.2 Penggemukan Sapi
Penggemukan sapi adalah usaha memacu pertumbuhan sapi untk mencapai peningkatan bobot badan pada fase pertumbuhan yang tepat (Yulianto dan Saparinto, 2010). Sistem penggemukan terdiri dari tiga macam, yaitu dry lot fatteningpasture fattening, dan kombinasi antara keduanya (Siregar, 2008).
Penggemukan dry lot fattening diperuntukkan bagi sapi berumur 1 tahun dan lamanya penggemukan sekitar 4-6 bulan dengan pemberian biji-bijian atau kacang-kacangan. Penggemukan pasture fattening yaitu sapi yang digembalakan di padang penggembalaan. Kombinasi pasture – dry lot fattening dilakukan di daerah tropis dengan cara pada saat musim penghujan ternak dilepas di padang penggembalaan dan pada saat musim kemarau ternak dikandangkan dan diberi makanan biji-bijian dan hay (Murtidjo, 1990). Hasil akhir ternak sapi potong adalah sapi yang gemuk dan dapat menghasilkan karkas sebesar 59% dari bobot tubuh dan recahan sebanyak 46,5%. Waktu yang dibutuhkan untuk pembesaran sapi tergantung target akhir dari bobot sapi yang ditentukan dan bakalan sapi yang dibesarkan (Yulianto dan Saparinto, 2010)
2.3 Metode Pemeliharaan dan Penggemukan Sapi Potong (Sapi Bali)
Penggemukan sapi dengan sistem kereman dilakukan dengan cara menempatkan sapi-sapi dalam kandang secara terus-menerus selama beberapa bulan. Sistem ini tidak begitu berbeda dengan penggemukan sapi dengan sistem dry lot, kecuali tingkatnya yang masih sangat sederhana. Pemberian pakan dan air minum dilakukan dalam kandang yang sederhana selama berlangsungnya proses penggemukan. Pakan yang diberikan terdiri dari hijauan dan konsentrat dengan perbandinganyang tergantung pada ketersediaan pakan hijauan dan konsentrat (Siregar, 2007).
2.4  Perkandangan
1.        Syarat Kandang
Kandang  merupakan salah satu unsur penting dalam suatu usaha peternakan, terutama dalam penggemukan ternak potong. Bangunan kandang yang baik harus bisa memberikan jaminan hidup yang sehat dan nyaman. Bangunan kandang diupayakan pertama-tama untuk melindungi sapi terhadap gangguan dari luar yang merugikan, baik dari sengatan matahari, kedinginan, kehujanan dan tiupan angin kencang.

2.        Kontruksi Kandang
Konstruksi kandang harus kuat serta terbuat dari bahan- yang ekonomis dan mudah diperoleh. Di dalam kandang harus ada drainase dan saluran pembuangan Iimbah yang mudah dibersihkan. Tiang kandang sebaiknya dibuat dari kayu berbentuk bulat agar Iebih tahan lama dibandingkan dengan kayu berbentuk kotak. Selain itu, kayu bulat tidak akan melukai tubuh sapi, berbeda dengan kayu kotak yang memiliki sudut tajam,(Wello, 2011).
Dalam perkandangan yang perlu diperhatikan adalah :
1.      Atap kandang
2.      Tinggi kandang
3.      Kerangka kandang
4.      Dinding kandang
5.      Lantai kandang
6.      Tempat pakan dan air minum
7.      Selokan

3.        Model Kandang
Menurut Purnawan dan Saparinto (2009) ada 2 model kandang sapi, yakni kandang bebas (loose housing) dan kandang konvensional (conventional/stanchion barn).
·         Kandang Bebas
Kandang bebas merupakan barak atau areal yang cukup luas dengan atap diatasnya. Kandang ini ditempati populasi sapi tanpa adanya batasan sedikit pun.

·         Kandang konvensional
Posisi ternak yang dipelihara di dalam kandang dibuat sejajar, lazim disebut sistem stall. Susunan stall ada tiga macam yaitu stall tunggal, stall ganda tail to tail, danstall face to face.

4.      Peralatan Kandang
Dalam kegiatan pemeliharraan ternak, dibutuhkan peralatan untuk keperluan di dalam kandang. Peralatan hendaknya selalu dalam keadaan bersih, adapun peralatan kandang yang diperlukan antara lain sbegai berikut:
1.      Ember
2.      Sikat
3.      Sekop
4.      Sapu
5.      Gerobak
2.5 Sistem Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan untuk sapi potong harus cukup, baik mengenai mutu maupun jumlahnya. Pakan bagi ternak berfungsi untuk kebutuhan hidup pokok dan pertumbuhan. Pakan yang kurang akan menghambat pertumbuhan. Hal yang terpenting adalah pakan dapat memenuhi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral bagi ternak.
Pakan ternak digolongkan menjadi 3 yaitu :
a.Pakan Hijauan
Pakan hijauan ialah semua bahan pakan yang berasal dari tanaman ataupun tumbuhan, misalnya bangsa rumput (Gramineae), legum dan tumbuh-tumbuhan lain. Pakan hijauan ini dapat diberikan dalam dua macam bentuk, yaitu dalam bentuk hijauan segar (diberikan dalam keadaan masih segar ataupun berupa “silase”) dan dalam bentuk kering, bisa berupa “hay” (hijauan yang sengaja dikeringkan) atau jerami kering (sisa hasil ikutan pertanian yang dikeringkan). Pakan hijauan ini banyak mengandung serat kasar. Seekor ternak sapi diberi hijauan tergantung dari berat badannya, sekitar ± 10% dari berat badan.
b.Pakan Konsentrat (Penguat)
Pakan konsentrat adalah campuran bahan-bahan makanan yang dicampur sedemikian rupa sehingga menjadi suatu bahan makanan yang berfungsi untuk melengkapi kekurangan gizi dari bahan makanan lainnya (hijauan). Pakan konsentrat mempunyai kandungan serat kasar rendah dan mudah dicerna. Pemberian pakan konsentrat per ekor per hari ± 1% dari berat badan. Contoh bahan pakan konsentrat adalah dedak, katul, bungkil kelapa, tetes, jagung dan berbagai ubi.
c.Pakan Tambahan
Pakan tambahan dapat berupa vitamin, mineral dan urea. Pakan tambahan ini dibutuhkan oleh sapi yang dipelihara secara intensif, yang hidupnya berada di dalam kandang terus menerus. Vitamin yang dibutuhkan ternak sapi adalah vitamin A (karotina) dan vitamin D. Mineral dibutuhkan oleh sapi untuk berproduksi. Mineral yang dibutuhkan oleh sapi terutama adalah Ca dan P. Ca dan P ini dapat diperoleh dari tepung tulang (mengandung 23-33% Ca dan 10-18% P). Urea hanya dapat diberikan kepada sapi dalam jumlah yang sangat terbatas, yaitu 2% dari seluruh ransum yang diberikan.


2.6 Sanitasi dan Pencegahan Penyakit
Pencegahan merupakan tindakan untuk melawan berbagai penyakit. Usaha pencegahan ini meliputi karantina atau isolasi ternak, vaksinasi, deworming, serta pengupayaan peternakan yang higienis (Sudarmono dan Sugeng, 2008). Sapi-sapi bakalan yang akan digemukkan atau yang baru dibeli di pasar hewan, perlu dimasukkan ke dalam kandang karantina yang letaknya terpisah dari kandang penggemukan. Pemberian vaksin biasanya dilakukan pada saat sapi bakalan berada di kandang karantina. Pemberian vaksin cukup dilakukan sekali untuk setiap ekor karena sapi hanya dipelihara dalam waktu yang singkat, yaitu sekitar 3-4 bulan (Abidin, 2008).
2.7 Produktivitas ternak potong
Secara umum produktivitas seekor ternak ditentukan oleh tiga faktor yaitu genetik, lingkungan, dan umur. Faktor keturunan akan mempengaruhi performa seekor ternak dan faktor lingkungan merupakan pengaruh kumulatif yang dialami oleh ternak sejak terjadinya pembuahan hingga dewasa (Bassit wello, 2011). Produktifitas juga di tentukan oleh pakan, jika pakan yang diberikan nutrisinya rendah maka akan berpengaruh pada produktifitas ternak tersebut.








BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja dilaksanakan pada hari minggu sampai hari kamis, tanggal 10 Mei sampai dengan 14 mei 2015 bertempat dikelompok ternak bunga merah 2 di suranadi utara, Narmada.
3.2 Materi Praktikum
1.      Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : tongkat ukur, pita ukur, timbangan.
2.      Bahan yang digunakan adalah : 14 ekor sapi,rumput lapangan,dan petrnak.
3.3 Variabel yang di amati
1.      Pendidikan peternak : pengetahuan tentang beternak, pengalaman beternak.
2.      Manajemen pemeliharaan : sistem yang digunakan, teknik pemberian pakan dan konsumsi pakan per hari, tatalaksana perkembangbiakan, penjualan, perkandangan dan kesehatannya.
3.      Struktur populasi : jumlah ternak yang dimiliki peternak, ternak di jual, ternak lahir, ternak mati dan di afkir.
4.      Produktifitas ternak : mengamati produksi dan reproduksi ternak
5.      Ukuran-ukuran tubuh ternak seperti lingkar dada, panjang badan, dan tinggi gumba, berat badan berdasarkan pita ukur,dan rumus.
6.      Analisa ekonomi peternak : menghitung pendapatan bersih dan pendapatan peternak.
3.4 Metode praktikum
1.      Tahap I      : Pengunjungan lokasi tempat praktikum sekaligus perkenalan kepada peternak
2.      Tahap II    : Wawancara terhadap peternak (kuisioner) sekaligus pengamatan terhadap ternak : panjang badan, lingkar dada, kondisi tubuh, kehalusan bulu, kondisi mata, pengukuran luas kandang dan pengukuran tempat makan dan minum.
3.      Tahap III  : Pengamatan ternak umur ternak melalu berapa jumlah gigi seri yang tumbuh.
4.      Tahap IV   : Pengukuran panjang badan,tinggi gumba,dan lingkar dada sapi. Melakukan pengukuran dan perhitungan ternak meliputi,lingkar dada ternak,dan bobot badan berdasarkan pita ukur pada ternak sapi  serta perhitungan menurut rumus.
5.      Tahap V  : Pembersiahan tempat pakan kemudian penimbangan pakan yang diberikan, dan  sisa pakan selama 24 jam sebanyak 3 kali penimbangan sehingga akan mendapatkan konsumsi sapi yang di amati.
6.      Tahap VI : Pengamatan kesehatan ternak,dan analisa ekonomi usaha ternak.
7.      Tahap VII : Pemberian hadiah pada peternak dan ucapan terima kasih kepada peternak.
3.5 Definisi oprasional
      Adapun definisi operasional dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1.      Struktur Populasi adalah: Proporsi anak, muda dan dewasa pada masing-masing jenis kelamin ternak yang ada saat pengamatan. Yakni; dengan mencatat jumlah sapi yang dikatagorikan sebagai anak, muda dan dewasa yang dipelihara oleh responden kemudian diidentifikasi menurut jenis kelamin
2.      Populasi Dasar adalah :Total populasi ternak yang ada pada tahun pengamatan ,yakni; total dari ternak yang dimiliki saat pengamatan, ternak mati, ternak keluar (dijual, dipotong pengembalian kadasan, disumbangkan dll) dikurangi ternak yang dibeli pada tahun tersebut  
3.      Service per Conception (S/C) adalah : Jumlah perkawinan untuk satu kebuntingan / berapa kali ternak dikawinkan alam/(IB) untuk menghasilkan kebuntingan
4.      Angka Kelahiran ( Calf Crop/Calving Rate) adalah :Jumlah anak yang lahir pertahun dibagi dengan jumlah betina  dewasa atau populasi dikali 100%
5.      Panen Pedet adalah :Dihitung dari jumlah anak yang lahir hidup dalam setahun dibagi dengan jumlah betina dewasa atau populasi dikali 100%
6.      Umur Produktif adalah :Umur mulai digunakan dalam pembiakan sampai dijual atau afkir
7.      Lama digunakan dalam Pembiakan adalah :Lama waktu sejak pertama kali kawin(anak I) sampai di afkir Jumlah anak yang dapat dilahirkan selama hidup dikurangi satu dikalikan jangka beranak dikurangi umur kawin I
8.      Angka Kemajiran adalah :Jumlah sapi jantan (kebiri) dan betina yang tidak mampu menghasilkan keturunan
9.      Umur Afkir adalah :Dihitung berdasarkan jumlah anak yang dapat dilahirkan induk selama hidup dikurangi satu dikalikan jangka beranak dan ditambah dengan umur kawin I. Dapat juga diketahui berdasarkan rata-rata umur ternak dijual/ dipotong
10.  Angka Kematian adalah :Persentase ternak yang mati dalam satu tahun dari populasi dan atau betina dewasa
11.  Pertumbuhan Alami / Natural Increase (NI) adalah :Selisih antara angka kelahiran dengan angka kematian
12.  Net Replacement Rate (NRR) adalah :Jumlah anak betina yang lahir dan dapat hidup sampai pada umur tertentu dibagi dengan jumlah kebutuhan ternak betina pengganti setiap tahun dikalikan 100%
13.  Service Period( Days Open/ Heat Period) adalah :Waktu yang dibutuhkan sejak melahirkan sampai pada perkawinan kembali
14.  Non Return Rate adalah :Sapi betina yang dikawinkan kembali setelah perkawinan pertama dan tidak bunting (dinamakan juga kawin ulang)
3.6 Analisa data
                       Analisis data di yang di gunakan berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan peternak dan kelompok ternak Buga merah 2,desa suranadi,narmada yang meliputi jumlah pemberian pakan,tinggi badan,berat badan berdasarkan pita ukur,tabel,dan hitungan kemudian data atau hasil di tabulasi menurut jenis perhitungannya nilai rata-rata dan stndar depesiasi.




















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Latar Belakang Peternak
a.Identitas peternek
                       Dalam pelaksanaan perktikum yang dilakukan pada hari minggu sampai dengan hari kamis yang bertempat di desa suranadi,kecamatan narmada,kabupaten lombok baret.Dilakukan wawancara peternak dari umur peternak,pendidikan terakhir,tanggungan keluarga,pekerjaan pokok,pekerjaan sampingan,pemilikan lahan,kursus beternak yang pernah diikuti,dan pengalaman beternak.
Tabel 1 : Latar belakang peternak
No
Variabel
Nilai
X – SD
1
Umur peternak (tahun)
56,5 ± 12,1
2
Pendidikan

TSD
5 (83%)
SD
1 (17%)
SLTP
0 (0%)
SLTA
0 (0%)
PT
0 (0%)
3
Tanggungan keluarga
2,8 ± 1,3
4
Pekerjaan pokok

a.       Petani/peternak
5 (83%)

b.      Pegawai negeti/TNI
0 (0%)
c.       Pegawai swasta
0 (0%)
d.      Pedagang/pengusaha
1 (17%)
e.       Buruh/pertukangan
0 (0%)
f.       Lainnya
0 (0%)
5
Sampingan

a.       Petani/peternak
1 (17%)
b.      Pegawai negeti/TNI
0 (0%)
c.       Pegawai swasta
0 (0%)
d.      Pedagang/pengusaha
0 (0%)
e.       Buruh/pertukangan
5 (83%)
f.       Lainnya
0 (0%)
7
Pemilikan lahan

a.       Lahan pekarangan (are)
6 ± 0,8
b.      Lahan sawah (Ha)
-
c.       Kebun (Ha)
-
8
Kursus berternak yang pernah diikuti

a.       Pernah
0 (0%)
b.      Tidak pernah
6 (100%)
9
Pengalaman beternak
13 ± 7,1
10
Jumlah ternak yang dimiliki


Sapi
6 (100%)
Kambing
0 (0%)
Domba
0 (0%)
Babi
0 (0%)
Kelinci
0 (0%)
11
Jumlah ternak sapi yang dimiliki

Anak menyusui
1 ± 0
Anak sapihan
1 ± 0
Muda (sapihan-kawin)
1 ± 0
Dewasa
1,3 ± 0,5
Jumlah
2,5 ± 1
12
Bangsa sapi yang dimilki

a.       Sapi bali
6 (100%)
b.      Sapi simental
0 (0%)
c.       Sapi simbal
0 (0%)
d.      Silangan
0 (0%)
13


Ciri-ciri sapi yang paling disukai

Sapi jantan
4 (27%)
a.       Bulu
0 (0%)
b.      Tanduk
1 (7%)
c.       Warna
1 (7%)
Sapi betina
5 (33%)
a.       Bulu
0 (0%)
b.      Tanduk
0 (0%)
c.       Warna
2 (13%)
Anak sapi
2 (13%)
a.       Bulu
0 (0%)
b.      Tanduk
0 (0%)
c.       Warna
0 (0%)
14
Jenis ternak yang paling disenangi

Sapi
6 (100%)
Kambing
0 (0%)
Domba
0 (0%)
Babi
0 (0%)
Kelinci
0 (0%)
15
Asal usul ternak


a.       Keturunan sendiri
2 (22%)
b.      Membeli

-          Dipasar hewan
2 (22%)
-          Dari per orangan
0 (0%)
-          Bagi hasil atau pemberian
0 (0%)
-          Warisan orang tua
0 (0%)
-          Kadasan dari pemerintah
5 (56%)
-          Kadasan tetangga atau swasta
0 (0%)
16
Motivasi beternak
a.       Untuk tenaga kerja

0 (0%)
b.      Penarik gerobak
0 (0%)
c.       Untuk dikembangbiakkan/pembibitan
6 (29%)
d.      Sebagai ternak potong / penggemukan
1 (5%)
e.       Produksi susu
0 (0%)
f.       Menambah pendapatan
5 (24%)
g.      Tabungan/penyangga
6 (29%)
h.      Status sosial/adat
0 (0%)
i.        Diambil pupuknya
3 (14%)
j.        Hobi/kegemaran/hiburan
0 (0%)
17
Hal-hal apa saja yang mendorong bapak untuk memelihara sapi


Segi teknis

a.       Mudah memlihara/jinak/penurut
6 (40%)
b.      Mudah menggunakan pakan yang berkualitas rendah
5 (33%)
c.       Perkawinan tidak sulit/mampu kawin sendiri
4 (27%)
d.      Pemeliharaan hanya sekedar diserahkan pada alam namun masih mampu berproduksi dengan baik
0 (0%)
e.       Tahan penyakit
0 (0%)
f.       Lainnya
0 (0%)

Segi ekonomis

a.       biaya tenaga kerja rendah/tidak ada
5 (22%)
b.      baiaya pakan rendah/tidak ada
5 (22%)
c.       penjualan mudah harga memadai
5 (22%)
d.      penjualan sulit dan harga murah
0 (0%)
e.       harga pembelian murah
0 (0%)
f.       biaya perkawinan, obat-obatan, dan vaksinasi murah
5 (22%)
g.      ongkos tenaga kerja sapi tinggi
0 (0%)
h.      menghasilkan pupuk
3 (13%)
i.        lainnya
0 (0%)

Segi social

a.       mempertahankan warisan
2 (15%)
b.      pristise keluarga
6 (46%)
c.       ternak kegunaan untuk karapan
0 (0%)
d.      meningkatkan gizi keluarga
0 (0%)
e.       penting dalam upacara adat
0 (0%)
f.       lainnya
5 (38%)
18
Pemanfaatan pupuk kandang

a.       dibuang
0 (0%)
b.      diberikan orang lain
0 (0%)
c.       untuk memupuk tanaman
0 (0%)
d.      dijual
5 (83%)
e.       lain-lain
1 (17%)

                       Peternak pada kelompok ternak Bunga merah 2 rata-rata berumur 56,5 tahun dan ada tiga orang peternak yang sudah berumur produktif,sedangkan pendidikannya 83% tidak tamat SD dan 17% tamat SD,peternak bekerja pokok sebagai petani dan peternak sekitar 83% untuk tabungan masa depan sedangkan 17% lain, sedangkan buruh sebagai usaha sampingan sekitar 83% untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Terkait masalah beternak, ilmu pengetahuan tentang beternak terbatas dan belum menggunakan teknologi sehingga peternak memelihara ternaknya dengan cara sistem pemeliharaan tradisional.
                       Hampir semua di kelompok ternak bunga merrah 2 peternaknya memiliki ternak sapi Bali tidak lebih dari lima ekor sehingga termasuk kedalam peternakan sapi potong keluraga yaitu usaha tani keluarga dengan memanfaatkan tenaga, sumber uang kontan/tabungan, pupuk, dan lain-lain.Rata-rata kepemilikan ternak pada kelompok ternak bungga merah 2 sekitar 2,5±1.Kepemilikan ternak sebagian besar bersal dari bantuan pemerintah dan masih dalam sekala kecil dari 2-3 ekor.kepemilikan ini masih terbilang kurang dalam hal ternak dan materi.

4.2 Tatalaksana pemeliharaan
                       Cara/sistem pemeliharaan ternak sapi dibagi menjadi tiga, yaitu intensif, ekstensif dan semi intensif. Pemeliharaan ternak secara intensif adalah sistem pemeliharaan ternak sapi dengan acra dikandangkan secara terus-menerus dengan sistem pemberian pakan secara cut and carry. Pemeliharaan secara ekstensif adalah pemeliharaan ternak di padang penggembalaan.Sapi perlu dimandikan secara rutin untuk menjaga kebersihan tubuh dan mencegah muculnya sarang penyakit pada tubuh sapi.Sedangkan pemeliharaan secara semi intensif yaitu pemeliharaan ternak didalam dan diluar kandang.
                       Dari hasil pengamatan/praktikum yang kami lakukan bahwa petetrnak melakukan pemeliharaan didalam kandang(intensif),serta pemberian pakan pun dilakukan didalam kandang.
Tabel 2. Tatalaksana pemeliharaan dan pakan
NNO
Variabel
X – SD
1
Cara pemeliharaan ternak

a.       Dikandangkan
-          Ya
-          Tidak

6 (100%)

b.      Diikat terus menerus

c.       Diikat dan dikandangkan

d.      Dilepas begitu saja

e.       Dilepas dan pada saat tertntu di kandangkan

f.       Dipelihara pada padang penggembalaan

2
Kandang yang digunakan :
a.       Kelompok
b.      Sendiri

6 (100%)
3
Kondisi kandang tersebut adalah :

a.       Rerata luas kandang
12 ± 0
b.      Bahan bangunan kandang
v  Dinding
-          Tanpa dinding/berdinding dengan bahan
§  Bambu
§  Papan (kayu)
§  Pagar hidup
§  Permanen
v  Atap
-          Tanpa atap
-          Beratap
§  Alang-alang
§  Rumbia
§  Jerami
§  Seng
§  Genteng
§  Asbes
v  Lantai
-          Tanah dipadatkan
-          Bata ditimbun tanah
-          Bata disemen
-          PC




6 (60%)
4 (40%)








6 (50%)

6 (50%)

5 (83%)


1 (17%)
4
Tempat makan dari :
-          Kayu
-          Papan
-          Bambu

6 (33%)
6 (33%)
6 (33%)
5
Rerata ukuran tempat pakan
1,3 ± 0,6
6
perkiraan biaya kandang
1.666.667 ± 516.397,8
7
umur teknis kandang
6,5 ± 0,8
8
8
Cara pemberian pakan

a.       Anak
§  Rumput lapangan
§  Unggul
§  Dedaunan/legume
§  Jerami kacang
§  Jerami padi
§  Jerami jagung

15 ± 0

b.      Muda
§  Rumput lapangan
§  Unggul
§  Dedaunan/legume
§  Jerami kacang
§  Jerami padi
§  Jerami jagung
§  Pakan penguat

16 ± 6,0



c.       Dewasa
§  Rumput lapangan
§  Unggul
§  Dedaunan/legume
§  Jerami/limbah
§  Jerami kacang
§  Jerami padi
§  Jerami jagung

23,5 ±3,2



9
Pemberian pakan dikandang

-          Frekuensi pemberian pakan dikandang seiap hari
§  1 kali
§  2 kali
§  3 kali
§  4kali
§  Tidak tentu


1 (17%)
4 (67%)
1 (17%)
10
Apakah bapak biasanya menyediakan air minum pada ternaknya ?
a.       Ya, tiap hari
b.      Ya, sewaktu-waktu
c.       Tidak pernah


5 (83%)
1 (17%)

11
Apakah bapak biasanya menyediakan garam pada ternaknya ?
a.       Ya, tiap hari
b.      Ya, sewaktu-waktu
c.       Tidak pernah


1 (17%)
5 (83%)

12
Apakah bapak biasa memandikan/mengubangkan ternaknya ?
a.       Ya, tiap hari
b.      Ya, sewaktu-waktu
c.       Tidak pernah



3 (50%)
3 (50%)
13
Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam beternak
a.       Anggota keluarga sendiri
b.      Tenaga dari luar
c.       Anggota keluarga + orang lain


1,6 ± 0,5
14
Hmabatan dalam pemeliharaan:
a.       Tidak ada hambatan
b.      Ada hambatan


6 (100%)
15
Hambatan utama dirasakan dalam segi :
a.       Mencari pakan
b.      Kurangnya padang penggembalaan
c.       Kesulitan tenaga kerja
d.      Penyakit
e.       Keamanan / nonteknis
f.       Lainnya

 5 (71%)


2 (29%)

                       Tatalaksana pemeliharaan ternak meliputi cara pemeliharaan ternak yaitu di ikat dalam dikandangkan/dikandangkan dan kandang yang digunakan milik kelompok sehingga dalam kandang tersebut terdapat banyak ternak dan pemiliknya juga oleh banyak orangsedangkan rata-rata kandang di kelompok ternak bunga merah 2 sekitar 6,5±0,8 . Dalam tatalaksana pemberian pakan biasanya 2 kali sekitar 67% sehari pagi dan sore.Pada kelompok ternak bunga merah 2 ini mempunyai hambatan pada pakan seditar 71% dan jauga pada penyakit 29%.
4.3 Perkandangan dan kesehatan ternak
a.Perkandangan
                       Kandang berfungsi sebagai tempat berlindung sapi dari gangguan cuaca, tempat sapi beristirahat, dan mempermudah dalam pelaksanaan pemeliharaan pada sapi.Tipe kandang berdasarkan bentuknya ada dua, yaitu kandang tunggal dan kandang ganda. Kandang tunggal terdiri atas satu baris kandang yang dilengkapi dengan lorong jalan dan selokan atau parit. Kandang ganda ada dua macam yaitu sapi saling berhadapan (head to head) dan saling bertolak-belakang (tail to tail) yang dilengkapi dengan lorong untuk memudahkan pemberian pakan dan pengontrolan ternak.
                       Pada hasil pengamatan/praktikum yang dilakukan kandang yang digunakan yaitu milik kelompok.Sedangkan kondisi kandang ternak kering dan besih,karena peternak disana rajinun sehingga setiap hari kandang di bersihkan. Bahan bagunan kandang dari dinding (tanpa dinding) kandang hanya menggunakan kayu sebagai tiang  untuk menopong atap.Atap menggunakan (seng dan asbes),lantai (tanah dipadatkan dan PC) sebagian besar peternak menggunakan tanah yang dipadatkan dan sebagian peternak menggunakan PC.
b. Kesehatan
                       Kesehatan ternak harus diperhatikan dengan baik. Kesehatan pada ternak merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pemeliharaan ternak . Ternak yang sakit tidak mampu memberikan hasil yang maksimal dan produktivitas ternak . Kegiatan yang dilakukan untuk mencegah penyakit  dan pengendalian penyakit pada ternak diantaranya yaitu dengan sanitasi yang teratur seperti pembersihan kandang, tempat pakan, tempat minum, dan ternaknya itu sendiri. Kesehatan ternak yang ada di kelompok ternak bunga mawar 2 cukup baik,karena kandang yang bersih dan tanah yang kering sehingga ternak terhindar dari penyakit.
4.4 Tatalaksana pakan
                       Pakan merupakan salah satu faktor terpenting bagi produktivitas ternak karena biaya yang digunakan dapat mencapai 70 % dari total biaya produksi, sehingga diperlukan manajemen yang tepat dan efisien agar tidak rugi. Pakan dibagi menjadi dua yaitu pakan hijauan dan pakan konsentrat. Bahan pakan yang diberikan pada ternak sapi di kandang ternak potong diantaranya harus tercukupi nutrisinya.
                       Pakan sapi potong merupakan salah satu unsur yang sangat penting untuk menunjang produktivitas ternak. Bahan pakan ternak dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu hijauan dan konsentrat.
Peternak responden memberikan pakan biasanya 3 kali dalam sehari. Karena  tidak memiliki lahan tempat menanam pakan, sehingga biasanya peternak membeli rumput,sehingga pakan yang biasa diberikan adalah rumput liar, rumput lapangan. Ternak tidak pernah digembalakan karena tidak ada lahan.
Air minum disediakan oleh peternak dalam jumlah yang terbatas, disediakan 2 kali dalam sehari.Pemberian air minum di dalam kandang menggunakan ember,karena di dalam kandang tidak memiliki tempat khusus sebagai tempat penampungan air minum.
Frekwensi pemberian pakan setiap hari yakni 2 kali, Sumber pakan biasanya Mencari di sawah, pemberian pakan hasil pengamatan:

4.5 Tatalaksana perkembang biakan
                       Perkembang biakan ternak biasanya dilakukan oleh peternak yang dilihat dari tanda-tanda/tingkah  laku ternak pada saat birahi yaitu seperti sering mengembik-ngembik tanpa sebab, menggosok-gosokkan badan pada dinding atau kayu, gelisah, nafsu makan berkurang, ekor dikibas-kibaskan, sering berkemih, bibir kemaluan agak membengkak, selaput bagian dalam agak kemerah-merahan, dan keluar lendir yang jernih.kemudian peternak seseger mungkin megawinkan ternaknya, karena masa birahi pada sapi berlangsung sekitar 16 sampai 20 jam setiap kalinya dan terus berulang setiap 3 minggu (21 hari),jika ternak telat untuk dikawinkan ternak tersebut akan tidak bunting selama setahun dan akan menunggu lagi setahun lagi pada saat ternak birahi.Tapi peternak bunga mawar 2 paham/tau tanda-tanda ternak bunting dan segera ternak untuk dikawinkan.

Tabel 3: Tatalaksana Perkembang biakan
No
Variabel
X – SD
1
Perkawinan ternak biasanya terjadi :
a.       Sepanjang tahun
b.      Hanya pada saat/musim tertentu saja
c.       Tidak pernah tahu

3 (60%)
2 (20%)
2 (20%)
2
Cara mengawinkan ternak :
a.       Kawin alam
b.      Kawin suntik

5 (100%)

3
Tempat terjadinya perkawinan ternak biasanya terjadi di :
a.       Padang penggembalaan
b.      Kandang
c.       Dibawa ketempat pejantan
d.      Tidak pernah tahu



5 (100%)
4
Apakah bapak menyewa pejantan untuk mengawini ternak ?
a.       Ya
b.      Tidak


5 (100%)
5
Apakah peternak mengetahui gejala birahi ternaknya :
a.       Ya
-          Siang
-          Malam
b.      Tidak


2 (40%)
3 (60%)
6
Bila ya, apakah bapak segera berusaha mengawinkan ternaknya ?
a.       Ya
b.      Tidak


5 (100%)
7
Kapan biasanya timbul birahi pertama setelah beranak
a.       1-2 bulan
b.      2-4 bulan
c.       4-5 bulan
d.      5-6 bulan
e.       > 6 bulan

1 (20%)
2 (40%)

1 (20%)
1 (20%)
8
Sapi sehabis beranak dikawinkan kembali pada waktu
a.       1-3 bulan
b.      3-5 bulan
c.       5-7 bulan
d.      7-9 bulan
e.       > 9 bulan

4 (80%)
1 (20%)

9
Umur ternak sapi sebaiknya mulai dikawinkan pertama kali
a.       Sapi betina
-          Umur (tahun)
-          Berat (kg)
b.      Sapi jantan
-          Umur (tahun)
-          Berat (kg)



2,4 ± 0,5
176,1 ± 26,3

3,6 ± 0,8
237 ± 27,9
10
Jumlah kali dikawinkan induk tersebut menjadi bunting
a.       Satu kali
b.      Dua kali
c.       Tiga kali
d.      Lebih dari tiga kali


2 (40%)
1 (20%)
2 (40%)

11
Sapi betina yang tidak pernah beranak sampai berumur diatas 8 tahun
a.       Ada
b.      Tidak



5 (100%)
13
Apakah dirasakan kekurangan pejantan didesa bapak
a.       Ya
b.      Tidak

2 (40%)
3 (60%)
14
Induk ternak biasanya melahirkan untuk pertama kali pada umur
a.       3,0 - 3,5 th
b.      3,5 – 4,0 th
c.       4,0 - 4,5th
d.      4,5 – 5,0 th
e.       5,0 - 5,5 th
f.       > 5,5 th


4 (80%)
1 (20%)
15
Kelahiran ternak biasanya terjadi
a.       Sepanjang tahun
b.      Hanya saat tertentu
c.       Tidak pernah tahu

4 (80%)

1 (20%)

16
Umur pertama kali beranak
a.       Yang paling cepat (tahun)
b.      Yang paling lambat (tahun)

2,6 ± 0,5
3,7 ± 0,4
17
Umur pubertas
a.       Jantan (bulan)
b.      Betina (bulan)

39 ± 5,0
36 ± 12
18
Lama kebuntingan
9,3 ± 0,2
19
Jumlah induk ternak yang telah beranak dalam tahun ini
a.       Anak yang dilahirkan
Ø  Jantan
Ø  Betina



1,3 ± 0,5
1 ± 0
20
Jangka beranak (induk dapat beranak kembali sesudah)
a.       11-13 bln
b.      14-16 bln
c.       17-19 bln
d.      20-24 bln
e.       > 25 bulan

4 (80%)


1 (20%)
21
Apakah bapak melakukan penyapihan terhadap anak sapinya
a.       Ya
b.      Tidak


2 (40%)
3 (60%)
22
Jumlah anak yang dapat disapih selama 2 tahun terakhir ini
1,3 ± 0,5
23
Pemberian pakan khusus untuk reproduksi
a.       Tidak ada
b.      Ada pemberian pada sapi :
-          Dara
-          Flushing
-          Betina bunting
-          Betina menyusui
-          Calon pejantan
-          Pejantan
-          Lainnya

5 (100%)


Pengamatan yang kami lakukan pada kelompok peternak di bunga mawar 2,perkawinan ternak biasanya terjadi sepanjang tahun sedangkan cara perkawinkan menggunakan kawin alam yaitu dengan pejantan yang disewa dengan harga Rp.50.000/sekali ejakulasi.Tempat terjadinya perkawinkan ternak biasanya di kandang sehengga pejantan dibawa kekandang beteina untuk dikawinkan.Pada saat ternak dikawinkan sehingga terjadi kebuntingan yaitu satu kali terjadi perkawinan. Sebelum mengawini ternaknya peternak mengetahui gejala birahinya dan segera berusaha mengawinkan ternaknya. Biasanya ternak timbul birahi pertama pada saat 2 bulan setelah beranak. Umur ternak betina di afkir/dijual sekitar 12 tahun.
4.6 Produktivitas ternak
                       Produktifitas ternak merupakan salah satu faktor yang menunjukkan berhasil atau tidaknya suatu usaha peternakan baik pada penggemukan atau pembibitan. Penggemukan sapi adalah usaha memacu pertumbuhan sapi untk mencapai peningkatan bobot badan pada fase pertumbuhan yang tepat . Sistem penggemukan terdiri dari tiga macam, yaitu dry lot fattening, pasture fattening, dan kombinasi antara keduanya.Sedangkan arti pembibitan adalah suatu tindakan peternak untuk menghasilkan ternak bibit, dimana yang dimaksud dengan temak bibit adalah ternak yang memenuhi persyaratan dan karakter tertentu untuk dikembangbiakan dengan tujuan standar produksi /kinerja yang ditentukan. Pada peternakan yang berbasis peternakan rakyat  terutama yang diterapkan oleh peternak responden biasanya secara sederhana.Peternakan sebagian besar di masyarak hususnya di lombok masih terbilang sederhana dan trdisional yaitu sebagai pekerjaan sampingan dan pada pengamatan kami sebagian besar peternak di pulau lombok melakukan usaha pembibitan/memperbanyak,jika sewaktu-waktu dibutuhkan akan di jual dan  bisa juaga sebagai tabungan.
Tabel 4: Produktivitas ternak
No
Variabel
X – SD
1
Anak jantan
a.       Tinggi gumba
b.      Panjang badan
c.       Lingkar dada
d.      Berat badan
Anak betina
a.       Tinggi gumba
b.      Panjang badan
c.       Lingkar dada
d.      Berat badan

98 ± 0
109 ± 0
89 ± 0
224 ± 0

86,1 ± 11,0
98,6 ± 6,7
89,6 ± 41,8
150,5 ± 0
2
Sapihan jantan
a.       Tinggi gumba
b.      Panjang badan
c.       Lingkar dada
d.      Berat badan
sapihan betina
a.       Tinggi gumba
b.      Panjang badan
c.       Lingkar dada
d.      Berat badan

87,2 ± 12,0
99,5 ± 9,1
132,7 ± 17,3
`199,2 ± 68,9



3
Muda jantan
a.       Tinggi gumba
b.      Panjang badan
c.       Lingkar dada
d.      Berat badan
Muda betina
a.       Tinggi gumba
b.      Panjang badan
c.       Lingkar dada
d.      Berat badan

104 ±  0
108 ± 0
157,5 ± 0
314,5 ± 0


108 ± 0
148 ± 0
108 ± 0

4
Dewasa jantan I
a.       Tinggi gumba
b.      Panjang badan
c.       Lingkar dada
d.      Berat badan
Dewasa jantan II
a.       Tinggi gumba
b.      Panjang badan
c.       Lingkar dada
d.      Berat badan
Dewasa betina I
a.       Tinggi gumba
b.      Panjang badan
c.       Lingkar dada
d.      Berat badan
Dewasa betina II
a.       Tinggi gumba
b.      Panjang badan
c.       Lingkar dada
d.      Berat badan

109 ± 4,2
113 ± 4,2
169 ± 0,7
380,5 ± 13,4

106 ± 0
120 ± 0
168 ± 0
384 ± 0

103,6 ± 3,8
109,8 ± 4,1
140,2 ± 24,8
286,8 ± 72,5
5
Jumlah induk ternak yang telah beranak dalam tahun ini
a.       Anak yang dilahirkan
Ø  Jantan
Ø  Betina



1,3 ± 0,5
1 ± 0
6
Jangka beranak (induk dapat beranak kembali sesudah)
a.       11-13 bln
b.      14-16 bln
c.       17-19 bln
d.      20-24 bln
e.       > 25 bulan


4 (80%)



1 (20%)
7
Apakah bapak melakukan penyapihan terhadap anak sapinya
a.       Ya
b.      Tidak


2 (40%)
3 (60%)
8
Jumlah anak yang dapat disapih selama 2 tahun terakhir ini
1,3 ± 0,5
9
Jumlah ternak yang dimiliki


Sapi
2,5 ± 0,5

Kambing

Domba

Babi

Kelinci
10
Jumlah ternak sapi yang dimiliki


Anak menyusui
1 ± 0

Anak sapihan
1 ± 0

Muda (sapihan-kawin)
1 ± 0

Dewasa
1,3 ± 0,5

Jumlah
2,5 ± 1
11
Bangsa sapi yang dimilki


a.       Sapi bali
6 (100%)

b.      Sapi simental

c.       Sapi simbal

d.      Silangan

Produktivitas Ternak di kelompok ternak bunga merah 2 rata-rata bagus karena setiap tahun ternaknya melahirkan dan ternak tidak ada  yang mati. Untuk itu pengembangan peternak di desa suranadi kelompok ternak bunga merah 2 harus mendapat perhatian dari pemerintah agar peternak dapat meningkatkan produktivitas ternaknya lebih tinggi. Untuk itu peran Dinas Peternakan sangat penting guna mengembangkan kemampuan beternak masyarakat baik dalam memberikan pelatihan tentang beternak.

4.7 Pemasaran ternak
Alasan utama menjual ternaknya adalah karena membutuhkan biaya/uang. Menurut peternak responden, harga ternak naik biasnya pada  saat musim haji, dan menjelang bulan syawal. Kenaikan biasa terjadi saat bulan juli sampai dengan bulan oktober dan harganya murah disaat musim panas karena ternak kekutanggan pakan sehingga ternak menjadi agak kurus dan harganya menjadi turun. Peternak menjual ternaknya pada tetangga atau warga 1 kampung, dibeli di kandang, sehingga peternak tidak mengeluarkan biaya untuk transportasi. Ternak dijual pada saat harga ternak memadai dan anak sudah disapih.



Tabel 5. Pemasaran ternak
No
Variabel
X - SD
1
Induk ternak dijual/dipotong setelah
a.       Beranak (kali)
b.      Umur (tahun)


2 ± 1,4
2
Ternak jantan umumnya dijual/dipotong pada umur (tahun)
3,7 ± 3,0
3
Umur produktif sapi jantan
Umur produktif sapi betina
4,5 ± 1,8
3,8 ± 1,0
4
-          Jumlah ternak yang dijual
a.       Anak jantan
b.      Anak betina
c.       Muda jantan
d.      Muda betina
e.       Dewasa jantan
f.       Dewasa betina
-          Jumlah ternak yang disembelih
a.       Anak jantan
b.      Anak betina
c.       Muda jantan
d.      Muda betina
e.       Dewasa jantan
f.       Dewasa betina
-          Jumlah ternak yang dikembaikan
a.       Anak jantan
b.      Anak betina
c.       Muda jantan
d.      Muda betina
e.       Dewasa jantan
f.       Dewasa betina



1,6 ± 0,5
1 ± 0
1 ± -
6
Tujuan/alasan menjual ternak
a.       Dijual sebagai ternak pootong
b.      Dijual sebagai ternak bibit
c.       Dijual karena sakit
d.      Membutuhkan biaya/uang
e.       Dijual karena terlalu banyak memelihara
f.       Dijual karena kesulitan pakan
g.      Lain-lain

1 (17%)


5 (83%)
7
Pada musim apa harga sapi paling tinggi
a.       Musim panen padi
b.      Musim panen palawija
c.       Musim haji
d.      Musim panas
e.       Musim hujan
f.       Lainnya



5 (42%)

1 (8%)
6 (50%)
8
Pada musim apa harga sapi paling murah
a.       Musim panen padi
b.      Musim panen palawija
c.       Musim haji
d.      Musim panas
e.       Musim hujan
f.       Lainnya

2 (25%)


3 (38%)
1 (13%)
2 (25%)
9
Dimana biasanya bapak menjual sapinya
a.       Dipasar hewan
b.      Antar peternak
c.       Pedagang perantara
d.      Tidak tentu
e.       Lainnya

2 (18%)
2 (18%)
3 (27%)
2 (18%)
2 (18%)
10
Harga sapi saat ini
a.       Anak jantan
b.      Anak betina
c.       Muda jantan
d.      Muda betina
e.       Dewasa jantan
f.       Dewasa betina

3.666.667 ± 1.336.260
3.083.333 ± 801.041
6.833.333 ± 2.926.887
4.833.333 ± 1.437.591
12.666.667 ± 2.875,181
9.166.667 ± 2714.160
11
Bagaimana biasanya bapak membawa sapi ke pembeli
a.       Dengan jalan kaki
b.      Dengan kendaraan darat
c.       Menguunakan angkutan air


1 (20%)
4 (80%)
12
Lama waktu yang dibutuhkan untuk membawa sapi ke pembeli
a.       Dengan jalan kaki (jam)
b.      Dengan kendaraan darat (jam)
c.       Menguunakan angkutan air (jam)


± 0
1,6 ± 0,4

13
Berapa biaya angkutan sapi ke pembeli per ekor ?
a.       Dengan jalan kaki (Rp)
b.      Dengan kendaraan darat (Rp)
c.       Menguunakan angkutan air (Rp)


20.000 ± 0
55.000 ± 10.000
14
Jumlah ternak yang dibeli setahun ini
a.       Anak jantan
b.      Anak betina
c.       Muda jantan
d.      Muda betina
e.       Dewasa jantan
f.       Dewasa betina


1 (33%)
1 (33%)


1 (33%)
15
Tujuan membeli ternak untuk
a.       Bibit
b.      Menggarap lahan
c.       Digemukkan
d.      Karapan/kesenangan
e.       Disembelih
f.       Keperluan lainnya

2 (67%)
1 (33%)



Dari hasil pengamatan kami dilapangan tempat praktikum managemen ternak potong dan kerja yaitu dusun suranadi utara, Desa suranadi, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok barat. Ternak sapi bali di daerah tersebut tidak untuk di kembelikan dan hanya untuk dijual, sehingga pemasaran ternaknya hanya system rumahan saja jika ada kebutuhan mendesak seperti ingin  membiayai kebutuhan sekolah anak-anaknya.dan biasanya disana cara pemasaranya didatang langsung sodagar/pembeli sapi itu kekandang bukan peternak yang membawa  sapinya kepasar.

4.8 Pendapetan bersih peternak
                       Pada hasil pengamatan dan analisis yang kami lakukan di kelompok peternak buga merah 2 sebagian besar pendapatanya dalam beternak masih kurang dan masih minim sekali yang tercantum pada tabel 6.jika di tambahkan dengan ternak akhir perhitungan pendapetan peternak penghasilan bersinya tinggi di analisis data yang kami lakukan.
Tabel 6 : Biaya produksi dan pendapatan dalam beternak
Variabel
NILAI
X – SD
a.       Penerimaan
-          Penjualan sapi
-          Penjualan kotoran
-          Sapi akhir perhitungan
-          Sapi dipotong
-          Pengembalian sapi

19.000.000 ± 17.649.363
19.700 ± 116.672,6
16.083.333 ± 4.079.420

Jumlah penerimaan
31.949.167 ± 18.348.254
b.      Biaya variabel
-          Bakalan/bibit
-          Pakan
-          Obat-obatan
-          Tenaga kerja
-          Bunga biaya variabel
-          Perkawinan ternak
-          Pertolongan beranak
-          Lain-lainnya


1.286.667 ± 1.158.044


140.000 ± 124.499


Jumlah biaya variabel
1.403.333 ± 1.150.159
c.       Gross margin (a-b)
d.      Biaya tetap
-          Penyusutan kandang
-          Penyusutan alat
-          Lain-lain
30.545.833 ± 17.272.029

4.300.000 ± 5.985.399
215.333,3 ± 229.314,9

Jumlah biaya tetap
3.691.000 ± 5.563.297
e.       Total biaya (b+d)
5.094.333 ± 5.511.782
Pendapatan bersih (a-e)
26.854.833 ± 17.526.580

                       Pada hasil analisa pendapatan bersih kelompok ternak bunga merah 2 yang kami lakukan rata-ratanya sekitar Rp 26.854.833 ± Rp 17.526.580 sehingga pada peternakan ini sangatlah berpotensi didalam betrnak.
4.9 Kendala utama yamg dihadapi dan cara mengatasi
Salah satu hambatan yang dirasakan oleh peternak responden selama beternak yaitu kekurangan pakan,dan penaganan penyakit. Peternak membeli rumput untuk pakan ternaknya di kebun dengan 100.000/perpetak selama setahun dan juga didalam penaganan penyakitnya karena kekurangan biaya sehingga peternak melakukan pengobatan seadanya atau secara sederhana. Sehingga ini merupakan kendala atau masalah yang bisa dikatakan cukup serius karena pa dan kesehatan ternak merupakan menejemen penentu yang paling penting didalam keberlangsungan usaha peternakan.
Disamping itu, pakan juga merupakan salah satu hambatan yang dirasakan oleh peternak. Karena tidak adanya lahan sebagai tempat menanam, membuat peternak harus keliling mencari pakan di kebun-kebun dan di sawah-sawah.
Pada musim hujan biasanya ketersediaan rumput sebagai pakan ternak sangat melimpah, namun pada musim kemarau ketersediaannya sangat terbatas. Hal ini membuat ternak mendapat pakan dengan jumlah banyak ketika musim hujan dan kekurangan pada musim kemarau. Salah satu permasalahan lain yaitu ketika musim panen tanaman pangan di sawah seperti padi, jagung, dan kacang tanah. Limbah dari tanaman tersebut tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh peternak, sebagian besar dibuang/dibakar (terutama jerami padi) karena tidak tidak habis digunakan sebagai pakan ternak. Peternak perlu diberikan pelatihan khusus agar mempu memanfaatkan pakan dan limbah secara optimal, mengolah menjadi silase, hay, dan sebagainya.
Optimalisasi peran akademisi seperti mahasiswa dan dosen dalam hal ini sangat dibutuhkan dalam rangka memberi penyuluhan kepada masyarakat terkait dengan pemecahan masalah-masalah tersebut. Disamping itu, peran pemerintah juga sangat dibutuhkan terutama Dinas Peternakan terkait yang senantiasa melakukan pelatihan-pelatihan kepada peternak, mengingat hambatan terbesar dalam usaha peternakan rakyat selama ini adalah pendidikan peternak yang masih minim.















BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarakan  hasil pengamatan yang kami lakukan di kelompok ternak bunga merah 2,desa suranadi,narmada khusunya ternak milik peternak responden dapat di tarik beberapa kesimpulan yaitu :
1.      Kondisi ternak yang dimiliki sehat dan bentuk badannya ideal
2.      Cara beternak atau sistem pemeliharaannya masih bersifat tradisional
3.      Jumlah ternak yang dimiliki peternak responden kami adalah 14 ekor sapi yang terdiri dari induk dewasa,jantan dewasa,betina muda,jantan muda,anak betina,dan anak jantan.
4.      Konsumsi pakan yang di beriakan berbeda-beda berdasarkan ukuran tubuh ternak yang ada di kelompok ternak buga merah 2 dari tiap-tiap peternak responden.
5.      Hambatan utama yang dihadapai peternaka adalah :
a.       Pengetahuan tentang ilmu peternakan yang sangat terbatas
b.      Kekurangan pakan
c.       Tidak mampu mengelola atau memanajemen pakan dengan baik
d.      Penaganan penyakit kurang
6.      Penghasilan peternak responden masih kurang dengan minimnya pengetahuan atau ilmu beternak dan pemasaran dalam usaha peternakan.
5.2 Saran
                       Adapun saran bisa kami berikan pada praktikum manajemen ternak potong dan kerja adalah :
1.      Dosen atau pembinbing harus memberikan arahan tebih ketat tentang praktikum ini supaya data-data yang kami ambil lebih bagus dan bisa jadi pelajaran atau pengalaman yang sangat berguna bagi kami.
2.      Hendaknya mahasiswa benar-benar serius untuk melakukan pengamatan dilapangan agar mendapatkan hasil yang maksimal sehingga mampu memberikan pengalaman baru tentang kondisi peternakan rakyat saat ini.
3.      Mahasiswa harus sopan santun dalam melakukan wawancara pada peternak sehingga peternak juga lebih sopan dari kita dan menjaga nama baik kampus di masyarakat.
4.      Mahasiswa harus bisa mengamati kondisi peternak,kandang,pakan,dan jumlah pakan yang diberikan,umur ternak dan kesehatan ternaknya.
















BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 2008. Penggemukan Sapi Potong. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Aziz, M. A. 1993. Agroindustri Sapi Potong. Cetakan V. BPFE, Yogyakarta.
Bambang. A. 1990. Sistem Produksi Ternak Potong Di Kolaka-Sulawesi Tenggara. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Blakely, J dan D. H. Bade. 1994. Ilmu Peternakan. Edisi ke-4. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh B. Srigandono)
Damarapeka. 2011. Pertumbuhan Ternak Potong.http://damarapeka.wordpress. com/2011/07/14/pertumbuhan-ternak-potong-2/.
Darmono. 1999. Tata Laksana Usaha Sapi Kereman. Kanisius, Yogyakarta.
Fikar, S., dan D. Ruhyadi. 2010. Buku Pintar Beternak dan Bisnis Sapi Potong. PT AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Herwono, S. 2006. Produksi Ternak Potong. Pustaka Media. Jakarta.

Kusumawardana, C. 2010. Manajemen Breeding Sapi Potong Di Dinas Peternakan Dan Perikanan Kabupaten Sragen. Universitas sebelas maret.Surakarta

Lesmana, A. 2013. Makalah Tingkah Laku Sapi (Animal Behavior).http://andrylesmana273.blogspot.com/2013/11/makalah-tingkah-laku-sapi-animal_6168.html
Murtidjo, B. A. 1990. Sapi Potong. Kanisius, Jakarta.
Ngadiyono, N. 2007. Beternak Sapi. PT Citra Aji Pratama, Yogyakarta.
Rianto, E., dan E. Purbowati. 2011. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Saparinto. 2009. Sistem Perkandangan dan Tipe Kandang. Agro Media. Bogor.

Syarif, I. 2012. Laporan Praktikum Sapi Potong  Produksi Ternak Potong Dan Kerja.http://nasasulsel.blogspot.com/2012/12/laporan-praktikum  -sapi-potong.htmlSiregar, S. B. 2008. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya, Jakarta
Sudarmono, A. S., dan Y. B. Sugeng. 2008. Sapi Potong. Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sugeng, Y. B. 1998. Beternak Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Wello. 2011.  Teknik pemeliharaan Sapi potong. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Williamson, G., dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan Daerah Tropis. Terjemahan S. G. N. Dwija Darmadja. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Widi, Baliarti, Ngadiyono, Murtidjo, Budisatria. 2008. Bahan Ajar Industri Ternak Potong, Kerja, dan Kesayangan. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta
Anonim. 2012. Sistem Pemberian Pakan Ternak Sapi Potong. info-peternakan.blogspot.com/2012/11/sistem-pemberian-pakan-ternak-sapi.html.









BAB VII
LAMPIRAN

1 komentar:

  1. Harrah's Casino & Resort - MapYRO
    Harrah's 구리 출장마사지 Resort 오산 출장안마 features 745 rooms and suites, including 392 spacious 보령 출장샵 suites with a total of 이천 출장샵 4,748 spacious hotel rooms 남원 출장안마 and suites.

    BalasHapus